
Malam hari sebelum esok Songsong Agung dan replika Tombak Kolowelang di kirab ke Alun-alun , diadakan acara ritual khusus dengan tujuan antara lain membersihkan dan melihat kondisi keduanya sebelum dikirab. Prosesi ini biasanya dilakukan setelah prosesi ritual di Alun-alun selesai dilakukan. Keesokan harinya kedua benda pusaka ini dikirab dalam rangkaian hari jadi di Alun-alun (Birat Sengkolo)
Songsong Agung ini apabila diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia ialah Payung Kebesaran. Payung ini melambangkan kekuasaan para Penguasa di jaman dulu. Apabila jika ada serangan musuh hingga Payung Kebesaran dapat direbut musuh maka pertanda kekuasaan Penguasa tersebut akan tumbang.
Secara makna sebenarnya Songsong Agung merupakan simbol dari harapan dan doa. Fungsi sebuah payung adalah mengayomi sehingga diharapkan penguasa wilayah tersebut mampu mengayomi seluruh rakyat yang berada di bawah pemerintahannya. Menjadi perlambang doa yaitu agar rakyat dan wilayah tersebut selalu terlindungi dan terayomi sehingga aman, makmur,sejahtera.
Beberapa kalangan tertentu mempercayai mitos bahwa Songsong Agung mempunyai ”power” yang tidak dapat dianggap remeh karena sesuai fungsi pemaknaannya adalah melindungi ”nagari”. Jika dalam penyimpanannya tidak benar atau sembarangan maka ”power” nya akan meredup sehingga penguasa yang sedang bertahta saat itu juga akan kehilangan wibawa dan dijauhi rakyat hingga akhirnya ”lengser keprabon”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar